![]() |
| Oleh: IMMawan Subhan Sekretaris Umum Komsat Rosyad Sholeh |
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) merupakan salah satu organisasi kemahasiswaan yang memiliki peran penting dalam mengembangkan potensi intelektual dan sosial anggotanya. Namun, belakangan ini ada sebuah fenomena yang patut menjadi bahan refleksi: IMM, sebagai organisasi yang seharusnya menjadi wadah pembentukan karakter dan kepemimpinan kadernya, cenderung lebih fokus pada pembangunan profil individu atau organisasi, daripada memberikan perhatian,dukungan untuk perkembangan eksistensi dan kualitas kader itu sendiri.
Salah satu tujuan utama IMM adalah mencetak kader yang siap berkontribusi dalam masyarakat dengan prinsip keislaman, sosial, dan intelektualitas. Namun, dalam beberapa kasus, IMM tampaknya terjebak dalam upaya membangun citra atau profil tertentu, Ada kecenderungan untuk lebih menonjolkan kegiatan yang dapat meningkatkan visibilitas organisasi atau individu tertentu, seperti gelaran acara besar atau pencapaian yang lebih berfokus pada eksposur publik, ketimbang mengevaluasi dan meningkatkan kualitas kader secara menyeluruh.
Fenomena ini berdampak pada hilangnya esensi pembinaan yang seharusnya menjadi inti dari keberadaan IMM. Alih-alih memberi ruang bagi kader untuk berkembang sesuai dengan potensi dan bakat masing-masing, perhatian banyak terkonsentrasi pada pencitraan yang dapat memperkuat posisi atau eksistensi organisasi. Dalam beberapa kasus, hal ini juga terlihat dalam pemilihan dan promosi individu-individu tertentu dalam struktur kepengurusan yang lebih didorong oleh popularitas atau kedekatannya dengan pihak-pihak tertentu, ketimbang kualitas kepemimpinan dan kemampuan dalam membimbing anggota.
Eksistensi kader seharusnya menjadi fokus utama IMM, karena organisasi ini pada akhirnya akan dihargai bukan berdasarkan pada citra semata, tetapi pada kontribusi nyata yang dihasilkan oleh setiap kadernya. Kader yang memiliki karakter kuat, kemampuan berpikir kritis, serta dedikasi terhadap visi dan misi IMM, adalah aset yang jauh lebih berharga daripada sekadar pembangunan profil yang terlihat dari luar. Fokus yang terlalu besar pada pencitraan organisasi atau individu tertentu justru dapat menciptakan jarak antara tujuan organisasi dengan pengembangan kualitas kader secara holistik.
IMM harus menyadari bahwa pembinaan kader adalah investasi jangka panjang yang tidak bisa dinilai hanya dari kegiatan-kegiatan yang bersifat seremonial. Organisasi ini perlu kembali ke dasar, yaitu mencetak kader-kader yang memiliki pemahaman agama yang kuat, wawasan kebangsaan yang luas, serta kemampuan untuk mengimplementasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Agar organisasi ini benar-benar menjadi agen perubahan, penting untuk menjaga agar fokusnya tidak tergeser pada pencitraan, melainkan pada proses pembelajaran dan pengembangan kader yang berkelanjutan.
Dalam konteks ini, IMM perlu menggali kembali potensi setiap anggotanya, memberikan mereka ruang untuk berekspresi, berinovasi, dan berkembang dalam ranah akademik maupun sosial. Mengutamakan kualitas kader daripada sekadar membangun citra profil akan membuat IMM menjadi organisasi yang lebih solid dan berkelanjutan, di mana kadernya benar-benar siap untuk mengambil peran besar di masyarakat dan bangsa ini.
