Reshuffle Dini, Evidensi Disintegritas Kabinet Prabowo-Gibran

IMMawan Hamid
Ketua umum PC IMM Kota Mataram 


Presiden Prabowo Subianto kembali membuat gocekan apik, kali ini bukan lagi berbicara persoalan efisiensi anggaran sebagaimana yang telah mencuat di berbagai paltform media massa beberapa hari yang lalu, melainkan heboh mengenai Reshuffle kilat kabinet pada rabu, 19 Februari 2025.

Pda momentum tersebut, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto resmi melantik Briyan Yulianto sebagai menteri pendidikan tinggi, sains dan teknologi (Mendikti Saintek) di istana kepresidenan, Jakarta, menggantikan Satryo Soemantri Brodjonegoro, Mendikti Saintek sebelumnya, melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 26B tahun 2025 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Menteri Negara Masa Jabatan Tahun 2025-2029.

Satryo Soemantri Brodjonegoro, merupakan menteri pertama yang reshuffle pada kabinet Merah Putih melalui Keppres Nomor 26B tahun 2025, yang sekaligus sebagai pembuka jalan bagi menteri-menteri lain yang akan direshuffle kedepannya.

Reshuffle dini yang dilakukan oleh Presiden Prabowo Subianto itu sontak membuat heboh, dan menimbulkan tanda tanya besar di berbagai kalangan yang ada di Negara Republik Indonesia. Pasalnya, pemerintahan yang dinahkodai oleh Prabowo-Gibran masa jabatan 2024-2029 terpantau masih seumur jagung. Terhitung sejak 20 Oktober 2024.

Benang merah dari perombakan Kabinet yang menghebohkan tersebut, jika diusut-usut merupakan buntut dari buruknya kinerja menteri yang tergabung dalam Kabinet Pemerintahan Prabowo-Gibran. Bagaimana tidak, protes besar-besaran yang dilakukan oleh seluruh elemen yang ada di seluruh pelosok Indonesia ditengarai berbagai macam blunder yang dilakukan oleh Pemerintah terutama kinerja buruk dari menteri yang ada.

Dengan reshuffle dini yang dilakukan Pemerintahan Prabowo-Gibran yang masa jabatannya baru terhitung 121 hari sejak dilantiknya pada 21 Oktober 2024, semakin menunjukkan fakta bahwa kabinet gemoy yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto diisi oleh orang-orang yang inkompeten dan miskin integritas dalam menjalankan amanah kepemimpinannya.

Belum lagi, mencuat beberapa nama yang dinilai memiliki kinerja yang buruk pada Kabinet Merah Putih. Hal itu disampaikan oleh Feriza, Pengamat Politik Institut. Melalui Liputan6.com, Ia menuturkan bahwa selain Satryo Soemantri Brodjonegoro yang dirasa kinerjanya mengecewakan juga ada nama Bahlil Lahadalia (Menteri ESDM), Natalius Pigai (Menteri HAM) dan Arie Setiadi (Menteri Koperasi), yang dinilai layak untuk direshuffle.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak